Wanita yang mengonsumsi ikan semasa
hamil berpotensi lebih tinggi melahirkan anak cerdas. Tapi ingat, perhatikan
porsinya dan pilih ikan yang rendah merkuri. Makanan merupakan salah satu aspek
esensial menuju kehamilan yang sehat. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi sebelum
dan selama hamil akan berperan mempersiapkan tubuh dalam menunjang pertumbuhan
janin. Makanan yang baik merupakan awal bagi pertumbuhan janin yang sehat.
Janin ataupun bayi yang sehat tak hanya
diindikasikan dari peningkatan berat dan kelengkapan organ fisiknya. Tak kalah
penting adalah aspek kecerdasan mental dan otaknya. Salah satu nutrisi yang
dianggap sebagai makanan sehat bagi otak adalah asam lemak omega 3 yang banyak
terkandung dalam ikan. Itulah sebabnya, ibu hamil (bumil) disarankan memasukkan
ikan dalam daftar menu makanannya untuk mengoptimalkan potensi otak janin dalam
kandungannya.
Di sisi lain, ikan tak sepenuhnya aman karena bisa jadi di dalam tubuhnya terkandung zat beracun seperti merkuri yang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Itulah sebabnya, para ahli kesehatan masih memperdebatkan, sampai seberapa level aman konsumsi ikan bagi bumil, tanpa menyebabkan janinnya “keracunan” merkuri.
Di sisi lain, ikan tak sepenuhnya aman karena bisa jadi di dalam tubuhnya terkandung zat beracun seperti merkuri yang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Itulah sebabnya, para ahli kesehatan masih memperdebatkan, sampai seberapa level aman konsumsi ikan bagi bumil, tanpa menyebabkan janinnya “keracunan” merkuri.
Badan Administrasi Pangan dan
Obat-obatan Amerika (US Food and Drug Administration /FDA) menyarankan bumil
mengonsumsi tidak lebih dari 12 ons ikan per minggu. Akan tetapi, sebuah
koalisi ilmuwan gizi medik bersikeras bahwa jumlah tersebut masih terlalu
sedikit. Data terbaru menunjukkan bahwa wanita masih belum mengonsumsi ikan
dalam jumlah cukup, dan ini sangat mengkhawatirkan, sederhana saja, tak ada
jalan lain untuk mendapatkan asupan omega 3 yang baik bagi perkembangan otak
sebaik yang Anda dapatkan dari ikan.
Ikan memang mengandung asam lemak omega
3, sejenis lemak menguntungkan yang penting bagi perkembangan saraf otak.
Asupan ikan yang kurang dari rekomendasi pemerintah faktanya dapat menyebabkan
perkembangan mental anak “terganggu”. Itulah hasil kajian sejumlah peneliti di
Amerika dan Inggris yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 2007 silam.
Sebagai tambahan, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa anak-anak yang
terlahir dari ibu yang mengonsumsi sekurangnya tiga porsi ikan per minggu
semasa hamil, memiliki hasil tes fungsi mental yang lebih bagus dibandingkan
rekan sebayanya.
Dr Emily Oken, seorang asisten profesor
dari Department of Ambulatory Care and Prevention di Harvard Medical School dan
Harvard Pilgrim Health Care di Boston, Amerika, juga melakukan penelitian yang
menilai manfaat gizi versus risiko terkontaminasi “racun” dari konsumsi ikan
selama kehamilan. Untuk keperluan tersebut, Oken dan timnya mewawancarai 341
wanita perihal konsumsi ikan selama trimester kedua kehamilan, juga mengetes
kadar merkuri dalam darah mereka.
Saat anak yang terlahir sudah berusia 3
tahun, peneliti melakukan tes keterampilan motorik dan intelektual terhadap
anak-anak ini. Hasilnya, skor tes lebih tinggi didapati pada anak-anak yang
ibunya makan lebih dari dua porsi ikan per minggu dan memiliki kadar merkuri
rendah. “Artinya, manfaat optimal didapat wanita yang mengonsumsi ikan rendah
merkuri,” kata Oken seraya menambahkan bahwa skor tinggi tetap didapat pada
bumil yang mengonsumsi tuna kalengan lebih dari dua porsi seminggu.
Penelitian lainnya yang berkala lebih
besar berupaya mengumpulkan data lebih dari 25.000 anak yang terlahir dari ibu
berkebangsaan Denmark. Diketahui bahwa anak-anak yang ibunya mengonsumsi lebih
banyak ikan semasa hamil memiliki keterampilan motorik dan kognitif lebih baik
dibanding anak-anak yang ibunya makan ikan dalam jumlah sedikit.
“Dibanding wanita yang makan ikan paling
sedikit, wanita yang makan ikan terbanyak (sekitar 14 ons per minggu) memiliki
anak dengan perkembangan 30 persen lebih bagus. Manfaat ini sama dengan anak
yang usianya sebulan lebih tua atau anak yang disusui ASI eksklusif selama
setahun,” katanya. The National Healthy Mothers, Healthy Babies Coalition
bekerja sama dengan the Maternal Nutrition Group, sebuah komunitas independen
para dokter, peneliti dan ahli gizi, pada 2007 menyarankan para wanita hamil
mengonsumsi ikan sebagai bagian dari diet sehatnya. Namun, banyak wanita yang
menginterpretasikan panduan yang diberikan FDA sebagai larangan atau batasan
konsumsi ikan.
Pada 2004, FDA menyarankan bumil,
termasuk ibu yang baru melahirkan dan balita, untuk menghindari jenis ikan
tertentu yang disinyalir berkadar merkuri tinggi, yang kemungkinan dapat
“meracuni” perkembangan sistem saraf bayi dan anak. Jenisnya meliputi hiu, todak
(swordfish), king mackarel, dan tilefish.
FDA menyarankan untuk memilih jenis ikan
rendah merkuri dan mengonsumsi tidak lebih dari 12 ons, yakni cukup dua porsi
ikan atau seafood per minggu. Namun, banyak orang Amerika, termasuk bumil,
tidak mencukupi asupan yang direkomendasikan tersebut. “Pesan kami, mengurangi
konsumsi ikan bukanlah hal yang bagus karena ikan itu penting untuk
perkembangan otak bayi!” sebut Meehan.
Selain ikan, santapan lainnya yang harus
ada dalam daftar menu bumil adalah buah dan sayur. Selain tinggi vitamin dan
mineral, dua kategori pangan tersebut juga kaya serat dan asam folat. Karena
itu, bumil diharapkan mengonsumsi sayur dan buah setidaknya lima porsi per
hari.