Rabu, 06 Maret 2013

Wanita Yang Sering Konsumsi Ikan Saat Hamil Berpotensi Melahirkan Anak Cerdas


Wanita yang mengonsumsi ikan semasa hamil berpotensi lebih tinggi melahirkan anak cerdas. Tapi ingat, perhatikan porsinya dan pilih ikan yang rendah merkuri. Makanan merupakan salah satu aspek esensial menuju kehamilan yang sehat. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi sebelum dan selama hamil akan berperan mempersiapkan tubuh dalam menunjang pertumbuhan janin. Makanan yang baik merupakan awal bagi pertumbuhan janin yang sehat.
Janin ataupun bayi yang sehat tak hanya diindikasikan dari peningkatan berat dan kelengkapan organ fisiknya. Tak kalah penting adalah aspek kecerdasan mental dan otaknya. Salah satu nutrisi yang dianggap sebagai makanan sehat bagi otak adalah asam lemak omega 3 yang banyak terkandung dalam ikan. Itulah sebabnya, ibu hamil (bumil) disarankan memasukkan ikan dalam daftar menu makanannya untuk mengoptimalkan potensi otak janin dalam kandungannya.
Di sisi lain, ikan tak sepenuhnya aman karena bisa jadi di dalam tubuhnya terkandung zat beracun seperti merkuri yang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Itulah sebabnya, para ahli kesehatan masih memperdebatkan, sampai seberapa level aman konsumsi ikan bagi bumil, tanpa menyebabkan janinnya “keracunan” merkuri.
Badan Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika (US Food and Drug Administration /FDA) menyarankan bumil mengonsumsi tidak lebih dari 12 ons ikan per minggu. Akan tetapi, sebuah koalisi ilmuwan gizi medik bersikeras bahwa jumlah tersebut masih terlalu sedikit. Data terbaru menunjukkan bahwa wanita masih belum mengonsumsi ikan dalam jumlah cukup, dan ini sangat mengkhawatirkan, sederhana saja, tak ada jalan lain untuk mendapatkan asupan omega 3 yang baik bagi perkembangan otak sebaik yang Anda dapatkan dari ikan.
Ikan memang mengandung asam lemak omega 3, sejenis lemak menguntungkan yang penting bagi perkembangan saraf otak. Asupan ikan yang kurang dari rekomendasi pemerintah faktanya dapat menyebabkan perkembangan mental anak “terganggu”. Itulah hasil kajian sejumlah peneliti di Amerika dan Inggris yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 2007 silam. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa anak-anak yang terlahir dari ibu yang mengonsumsi sekurangnya tiga porsi ikan per minggu semasa hamil, memiliki hasil tes fungsi mental yang lebih bagus dibandingkan rekan sebayanya.
Dr Emily Oken, seorang asisten profesor dari Department of Ambulatory Care and Prevention di Harvard Medical School dan Harvard Pilgrim Health Care di Boston, Amerika, juga melakukan penelitian yang menilai manfaat gizi versus risiko terkontaminasi “racun” dari konsumsi ikan selama kehamilan. Untuk keperluan tersebut, Oken dan timnya mewawancarai 341 wanita perihal konsumsi ikan selama trimester kedua kehamilan, juga mengetes kadar merkuri dalam darah mereka.
Saat anak yang terlahir sudah berusia 3 tahun, peneliti melakukan tes keterampilan motorik dan intelektual terhadap anak-anak ini. Hasilnya, skor tes lebih tinggi didapati pada anak-anak yang ibunya makan lebih dari dua porsi ikan per minggu dan memiliki kadar merkuri rendah. “Artinya, manfaat optimal didapat wanita yang mengonsumsi ikan rendah merkuri,” kata Oken seraya menambahkan bahwa skor tinggi tetap didapat pada bumil yang mengonsumsi tuna kalengan lebih dari dua porsi seminggu.
Penelitian lainnya yang berkala lebih besar berupaya mengumpulkan data lebih dari 25.000 anak yang terlahir dari ibu berkebangsaan Denmark. Diketahui bahwa anak-anak yang ibunya mengonsumsi lebih banyak ikan semasa hamil memiliki keterampilan motorik dan kognitif lebih baik dibanding anak-anak yang ibunya makan ikan dalam jumlah sedikit.
“Dibanding wanita yang makan ikan paling sedikit, wanita yang makan ikan terbanyak (sekitar 14 ons per minggu) memiliki anak dengan perkembangan 30 persen lebih bagus. Manfaat ini sama dengan anak yang usianya sebulan lebih tua atau anak yang disusui ASI eksklusif selama setahun,” katanya. The National Healthy Mothers, Healthy Babies Coalition bekerja sama dengan the Maternal Nutrition Group, sebuah komunitas independen para dokter, peneliti dan ahli gizi, pada 2007 menyarankan para wanita hamil mengonsumsi ikan sebagai bagian dari diet sehatnya. Namun, banyak wanita yang menginterpretasikan panduan yang diberikan FDA sebagai larangan atau batasan konsumsi ikan.
Pada 2004, FDA menyarankan bumil, termasuk ibu yang baru melahirkan dan balita, untuk menghindari jenis ikan tertentu yang disinyalir berkadar merkuri tinggi, yang kemungkinan dapat “meracuni” perkembangan sistem saraf bayi dan anak. Jenisnya meliputi hiu, todak (swordfish), king mackarel, dan tilefish.
FDA menyarankan untuk memilih jenis ikan rendah merkuri dan mengonsumsi tidak lebih dari 12 ons, yakni cukup dua porsi ikan atau seafood per minggu. Namun, banyak orang Amerika, termasuk bumil, tidak mencukupi asupan yang direkomendasikan tersebut. “Pesan kami, mengurangi konsumsi ikan bukanlah hal yang bagus karena ikan itu penting untuk perkembangan otak bayi!” sebut Meehan.
Selain ikan, santapan lainnya yang harus ada dalam daftar menu bumil adalah buah dan sayur. Selain tinggi vitamin dan mineral, dua kategori pangan tersebut juga kaya serat dan asam folat. Karena itu, bumil diharapkan mengonsumsi sayur dan buah setidaknya lima porsi per hari.

Menjaga Kesehatan Bayi dalam Kandungan



Program prekonsepsi yang komprehensif sangat potensial untuk mempersiapkan seorang wanita yang akan hamil dengan menurunkan faktor-faktor resiko, mempromosi kebiasaan hidup sehat dan ‘ Siap’ untuk kehamilan itu sendiri.

Untuk tujuan agar kehamilan sehat sehingga menghasilkan bayi yang sehat diperlukan :Pemeriksaan Antenatal yang baik dan teratur, Pengaturan pola makan dan Nutrisi yang baik, termasuk suplemen., Persiapan ‘ Psikososial’ dan Lingkungan yang baik, serta Olah Raga/ Latihan yang teratur.
Pada evaluasi pertama Antenatal yang diperlukan adalah mengetahui tentang Status Kesehatan Ibu dan Janin, Usia Kehamilan / Janin, dan Rencana Perawatan Kebidanan Selanjutnya.

·     PEMERIKSAAN ANTENATAL

Tujuan dari pemeriksaan antenatal yang baik adalah untuk mempersiapkan kehamilan yang baik dan melahirkan bayi sehatdari ibu yang sehat pula. Jadi pemeriksaan kehamilan yang teratur ini merupakan hal yang harus dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pemeriksaan kehamilan ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional seperti bidan, dokter umum, atau Ahli Kebidanan & Penyakit Kandungan.
Pemeriksaan Antenatal ini idealnya dilakukan pada usia kehamilan :
0 – 28 minggu —- Tiap 4 Minggu
28 – 36 minggu —- Tiap 2 minggu
36 – 40 minggu —- Tiap 1 Minggu

·     BERAT BADAN DAN KENAIKANNYA ( WEIGHT GAIN )
Peningkatan berat badan ibu hamil yang sehat menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat. Peningkatan berat badan yang dianjurkan pada wanita hamil dengan berat prakehamilan yang normal ( Body Mass Index Normal ) adalah 11,5 – 16 Kg. Dan rata-rata kenaikan berat badan perminggu yang baik dari kehamilan 20 minggu sampai kelahiran adalah 400 – 500 gram. ( Hytten, 1991 ).
·     DIET

Saat ini telah diketahui bahwa nutrisi ibu pada saat hamil sangat mempengaruhi kesehatan janin, dan telah diketahui bahwa suplementasi As. Folat sebelum kehamilan dapat menurunkan angka kejadian “ Neural Tube Defect ( NTD ) “ sampai separuhnya ( Rose & Mennuti, 1994 ). Jadi seorang wanita yang memiliki riwayat kehamilan yang lalu dengan NTD, harus ditambahkan dalam dietnya dengan 4 mg As. Folat paling tidak satu bulan sebelum kehamilan yang direncanakan sampai dengan trimester pertama.

Ibu hamil harus menambah asupan kalori ekstra ± 300 Kkal setiap hari. Kalori ini sangat diperlukan untuk energi dan bila asupan kalori tidak mencukupi, maka protein akan diubah menjadi energi dan hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Protein sebaiknya terutama diambil dari sumber hewani, seperti : daging, susu, telur, keju, ikan dll.
Kebutuhan terhadap zat besi ( Fe ) adalah sangat mutlak untuk mencegah anemia yang akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pada tabel-2 ditunjukkan kebutuhan diet yang direkomendasikan oleh NRC.
·     PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN

Kehamilan adalah kejadian yang sangat diharapkan oleh setiap pasangan suami istri. Dan kadang-kadang setelah hamil ada mitos bahwa temperamen ibu/suami berkaitan dengan kehamilannya dengan menyebutnya “ BAWAAN BAYI “. Sebenarnya pandangan itu tidak seluruhnya benar, hanya saja yang berlaku justru sebaliknya, Temperamen & Perilaku Ibu hamil dan lingkungannya “ Mempengaruhi Bayi “ dalam kandungan. Jadi sebenarnya semenjak dalam kandungan, janin dapat terpengaruh oleh emosional dan lingkungannya.

Dengan selalu menyayangi janin mulai konsepsi sebenarnya mempengaruhi tumbuh kembang janin itu sendiri. Misalnya seorang ibu yang sering stress / marah atau bertengkar / bersuara gaduh akan menyebabkan perubahan hormonal pada dirinya yang akan mempengaruhi janin, mungkin janin akan “merasa tidak nyaman/aman”. Seorang wanita hamil seharusnya Tenang dan selalu “ BERPIKIR DAMAI “, Mendengarkan alunan nada-nada religius, musik yang indah ( Efek Mozart ), Menghindari stres, Bersama-sama suami membelai-belai perut, kalau perlu membuat percakapan-percakapan yang menunjukkan kasih sayang kepada calon bayi, Coba untuk selalu memaafkan, dan lepaskan rasa amarah dan ketidaknyamanan.
Pada akhirnya mungkin perlu disadari bahwa hal terbaik yang dapat dikerjakan adalah menyayangi bayi, ciptakan rasa aman dan yakinlah bahwa cinta orangtua adalah sama pentingnya dengan ASI.
·     OLAH RAGA
Secara umum wanita hamil tidak perlu membatasi aktifitasnya. Bahkan The American Academy of Pediatrics and The American College of Obstetrics & Gynegology ( 1997 ) menyimpulkan bahwa wanita hamil yang tidak ada komplikasi dapat bekerja sampai saat akan melahirkan, dan sebaiknya diberi waktu 4 – 6 minggu untuk istirahat setelah melahirkan sebelum kembali bekerja. Jogging, jalan kaki, berenang, senam hamil adalah olah raga yang dianjurkan. Senam hamil juga bertujuan untuk mempersiapkan proses persalinan dengan latihan otot dasar panggul.
·     MEMPERSIAPKAN PENDIDIKAN / KECERDASAN BAYI SEJAK DALAM KANDUNGAN

Otak adalah suatu organ yang komponen lemaknya ± 60%. Pada masa perkembangan janin dalam kandungan, otak mengambil 70% dari total energi ibu ( Lemak, Protein, Karbohidrat ). Selama dalam kandungan sampai dengan bayi lahir untuk perkembangan otak dan saraf dibutuhkan As. Lemak esensial yang spesifik. Omega-3 khususnya DocosaHecsanoic Acid ( DHA ) adalah asam lemak esensial yang berperan vital sebagai transmisi impuls saraf. Dengan kata lain DHA adalah si Pembawa Pesan dari saraf ke seluruh tubuh. Selain untuk perkembangan otak, DHA juga berperan dalam ketajaman penglihatan karena banyak ditemukan di fotoreseptor retina.

Perlu diketahui bahwa perkembangan otak manusia dimulai dalam kandungan dan perkembangannya menjadi lambat setelah usia 3 tahun, jadi DHA penting pada fase ini. Jumlah DHA dalam ASI ditentukan oleh jumlah DHA yang dikonsumsi seorang ibu dimasa menyusui.
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa perkembangan pendidikan / kecerdasan anak sangat ditentukan baik mulai dari pemeriksaan Antenatal, Nutrisi, Psikososial/Lingkungan termasuk kebiasaan hidup sehat dan menghindari Rokok / Alkohol / Narkoba, dan Olah raga. Kesemuanya itu harus menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi

Menebak Jenis Kelamin Bayi Dalam Kandungan


Sejumlah orangtua mulai menebak-nebak jenis kelamin jabang bayi dalam kandungan, terutama saat medis belum dapat mendeteksi. Banyak mitos yang menyebut bentuk tubuh atau kondisi yang dialami ibu hamil menunjukkan kelamin anak dalam kandungan. Benarkah demikian?
Maylyn Bonds, pakar kebidanan menyatakan cara terbaik mengetahui jenis kelamin janin selain pindai USG adalah menunggu hingga kelahiran. “Ada mitos jika ibu memiliki kandungan yang membulat atau mendatar, mengidam makanan tertentu merupakan tanda bayi laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin bisa dilihat dari pindai pada usia kehamilan 20 minggu, tetapi yang terbaik adalah menunggu hingga bayi lahir.”

Meskipun begitu, masih banyak beredar mitos dan fakta seputar kehamilan dan menebak jenis kelamin bayi. Boleh percaya, boleh tidak!

Berat badan ayah
Mitos: Jika ayah ikut menggemuk selama kehamilan, itu pertanda seorang bayi perempuan. Tetapi jika berat ayah relatif tak berubah, bayi dalam kandungan laki-laki.
Fakta: Pakar Denmark percaya berat badan ayah selama kehamilan mungkin dapat digunakan untuk mengira-ngira jenis kelamin janin. Dalam studi terhadap calon ayah ditemukan, hampir semua ayah yang bertambah gemuk saat istri hamil memiliki anak perempuan. Hanya lima dari ayah yang menggemuk memiliki anak laki-laki.

Ngidam

Mitos: Jika calon ibu sangat menyukai makanan manis seperti cokelat dan gula, pertanda sang jabang bayi adalah perempuan. Tapi kalau ibu senang mengidam makanan asin, itu pertanda bayi laki-laki.
Fakta: Para ilmuwan menemukan mengidam selama kehamilan hanyalah fenomena psikologis. Roy Pitkin, profesor kebidanan di University of California, mengungkapan, indera wanita yang makin sensitif menungkinkan akan lebih menyukai bau tertentu.

Bentuk perut

Mitos: Jika tonjolan perut lebih rata atau melebar bayi dalam kandungan adalah perempuan. Sementara jika perut lebih ‘mancung’ itu pertanda hamil bayi laki-laki.
Fakta: Ilmuwan percaya, bentuk perut saat hamil sangat ditentukan oleh otot bayi. Tidak ada bukti yang menunjukkan anak perempuan membuat perut melebar atau bayi laki-laki lebih diatas dalam rahim.

Wajah ibu

Mitos: Jika wajah calon ibu bulat dan kemerahan selama kehamilan maka ia akan memiliki anak perempuan.
Fakta: Hampir semua wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan selama sembilan bulan. Namun, studi terbaru di Prancis menemukan bahwa ibu mengalami jerawat saat hamil, 90 persen melahirkan seorang bayi perempuan.

Denyut jantung

Mitos: Seorang bayi laki-laki memiliki detak jantung di bawah 140 denyut jantung per menit, sedangkan seorang anak perempuan lebih tinggi dari 140 kali permenit.
Fakta: Ilmuwan menemukan bahwa bayi perempuan memiliki detak jantung yang cepat, tetapi hanya setelah mereka lahir.

Payudara

Mitos: Bila selama kehamilan payudara sebelah kanan membengkak lebih besar adalah pertanda anak laki-laki. Namun bila payudara kiri membengkak lebih besar, merupaka pertanda anak perempuan.
Fakta: Perubahan hormon selama kehamilan yang tidak meningkatkan aliran darah serta adanya perubahan pada jaringan payudara membuat payudara bengkak, sakit dan lebih sensitif. Namun, para ilmuwan tak menemukan bukti dari perubahan payudara terkait dengan jenis kelamin bayi.

Morning Sickness

Mitos: Jika Anda mengalami mual atau morning sickness selama kehamilan terutama trisemester pertama, itu pertanda janin perempuan. Namun jika Anda tidak mengalami atau hanya sedikit mengalaminya artinya janin adalah bayi laki-laki.
Fakta: Ibu lebih cenderung mengalami morning sickness saat mengharapkan bayi perempuan. Sebuah studi terhadap satu juta wanita hamil di Swedia 1987-1995 menunjukkan, morning sickness menunjukkan wanita cenderung hamil anak perempuan. Dr Michael Swiet, dari Institut Obstetri dan Ginekologi di London, mengatakan: “Mungkin morning sickness berhubungan dengan hormon. Dan, bayi perempuan bisa saja menghasilkan hormon yang memicu hal tersebut.”

Informasi Tentang Bayi Yang Merangkak


Merangkak adalah cara bayi untuk berkeliling di lingkungan sekitarnya secara mandiri untuk pertama kalinya. Dengan merangkak dia akan belajar untuk menyeimbangkan antara tangan dan lututnya. Kemudian dia akan belajar mengenai bergerak ‘maju’ dan ‘mundur’. Pada saat yang sama itu otot kakinya akan semakin kuat dan segera dia akan siap untuk mulai berjalan melangkahkan kakinya.
Bayi biasanya mulai belajar merangkak pada usia 6 sampai 10 bulan, berbeda-beda untuk tiap anak. Namun cara merangkak tiap-tiap anak berbeda-beda, ada yang seperti ulat menggeser-geserkan perutnya, ada yang seperti posisi duduk namun dapat bergerak maju. Ada juga yang melewati tahap ini, dan langsung berusaha menarik tubuhnya untuk berdiri dan merayap.
Bayi akan mulai belajar merangkak setelah mereka dapat duduk dengan baik tanpa bantuan. Pada masa ini mereka sudah dapat menahan kepala dan menoleh dengan baik, dan otot-otot tangan dan kakinya sudah cukup kuat menahan mereka agar tidak jatuh. Bayi akan belajar secara bertahap bagaimana cara berpindah dari posisi duduk ke posisi merangkak, dan kemudian menggerakkan kaki dan tangannya sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Semakin lama mereka akan semakin menguasai gerakan ini, bahkan mereka akan merangkak dengan sangat cepat seperti berlari. Biasanya pada usia satu tahun bayi sudah menguasai gaya merangkak dengan amat baik.
Setelah mereka dapat merangkak dengan baik, maka mereka akan mulai belajar untuk berjalan. Mereka akan menarik semua benda yang ada di dekatnya, taplak meja, kursi, apapun yang dapat mereka raih, mereka gunakan untuk menarik dirinya dan berdiri. Tinggal tunggu waktu untuk kemudian berjalan, berlari, dan melompat.
Setiap bayi memiliki waktu dan kemampuan sendiri-sendiri dalam mencapai setiap proses pertumbuhannya. Namun jika sampai saatnya bayi terlihat tidak memiliki kemauan untuk berkeliling dengan menggerakan tubuhnya (dalam arti merangkak, merayap, atau apapun cara mereka untuk bergerak), perhatikan gerakan tangan dan kakinya, perhatikaan koordinasi tubuhnya, dan bawahlah dia menemui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.